Raja Salman dan Korban Tragedi Crane |
Timeline saya heboh dengan
rencana kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi. Heboh yang pertama adalah persiapan
kedatangannya. Pihak Arab Saudi dikabarkan sudah membooking 3 hotel di Nusa Dua
Bali dengan harga kamar termahal sebesar 73 juta rupiah semalam.
Selain itu 400 mobil sedan sewaan
warna hitam disiapkan untuk iring-iringan. Tangga khusus untuk turun pesawat
saja didatangkan langsung dari negaranya.
Heboh yang kedua adalah nilai
investasinya yang direncanakan masuk ke Indonesia. Kaum bumi datar
teriak-teriak dengan kebanggaan di wall saya kalau Raja Salman akan membawa
uang lebih dari 300 trilyun rupiah.
Saya malah bingung, kenapa mesti
teriak? China juga bawa ratusan trilyun ke Indonesia, terus apa istimewanya?
Buat mereka yang istimewa karena Raja Salman itu Islam sedangkan China itu
komunis.
Saudi memang harus investasi di
Indonesia. Mereka sekarang terancam bangkrut karena harga minyak turun terus
dan tidak bisa diandalkan. Menurut IMF, Saudi mengalami defisit tahun lalu
sampai 100 miliar dollar. Tahun ini diperkirakan 87 miliar dollar.
Dan jika defisit ini berlangsung
terus, maka diperkirakan Arab Saudi tahun 2020 akan bangkrut. Saudi bahkan
sudah mencabut subsidi listrik, air dan BBM untuk rakyatnya. Bahkan dikabarkan
sejumlah Pangeran yang milyuner, ramai-ramai kabur dengan menarik dananya besar-besaran
karena ancaman krisis nasional akibat serangan ke Yaman.
Bahkan menurut BBC, setelah 25
tahun, Saudi kembali meminjam dana sebesar 131 triliun ke bank Internasional.
Dengan semua fakta itu, darimana
Saudi bisa investasi sebesar 300 triliun rupiah ke Indonesia?
Yah, namanya juga janji dulu.
Dalam bisnis itu biasa. Indonesia adalah negara seksi untuk berinvestasi. Dan
Saudi untuk menyelamatkan ekonomi nasionalnya memang tidak bisa lagi bergantung
pada harga minyak dunia. Ia harus keluar dan merubah konsep investasinya,
karena itulah mereka fokus untuk gerakkan sektor ekonomi luar negerinya.
Mungkin saja mereka ada uang,
tapi itu jelas pinjaman dari bank Internasional seperti IMF atau World Bank.
Dan seperti kita tahu, siapapun yang pinjam ke IMF siap-siap aja jadi budaknya.
Lalu kenapa kok gaya Raja Salman
seperti orang super kaya terus?
Pengalaman saya di bisnis,
biasanya mereka yang dulunya kaya dan menuju bangkrut, malah semakin
menunjukkan kekayaannya untuk menutupi kebangkrutannya. Karena bangkrut bagi
mereka adalah cilaka dua belas, gada lagi yang percaya apalagi bisnis..
Dan mereka biasanya terus
memamerkan kekayaan pake hutang, mumpung masih ada yang mau ngutangi.
Sederhana saja ngelihatnya,
seandainya Saudi masih kaya raya, tentu mereka sudah lama membayar santunan 130
korban Mina dari Indonesia, yang dijanjikan 1,7 sampai 3,6 milyar per orang.
Sampai sekarang bahkan belum diterima keluarga korban.