Penyergapan |
"Kepada teman-temanku yang
masih ada di dunia”.
Saya sudah ada di surga sekarang.
MasyaAllah, benar sungguh
cantik-cantik bidadari di sini. Saya hitung yang menyambut saya ada 71 orang.
Saya tanya ke mereka, harusnya ada 72 kemana yang satunya? Mereka jawab sedang
di toilet dari kemaren murus terus perutnya kayaknya masuk angin.
Trus mereka tanya ke saya, bawa
panci? Saya jawab, iyah saya bawa. Mereka berteriak kegirangan, horee akhirnya
panci sudah datang. Ternyata para bidadari rencana mau masak-masak karena ada
temannya yang ultah. Rencana hari ini mau masak sop buntut.
Cuman ada yang kecewa juga,
karena saya gak bawa panci yang presto. "Duh, rebus dagingnya pasti lama
nih".
Dengan surat ini, saya juga minta
kepada teman-teman yang masih ada di dunia supaya segera kesini bawa wajan,
mangkok, sendok dan garpu. Kalau ada yang bisa bawa kompor, bawain sekalian
ya.. Karena disini semua serba tradisional. Masaknya aja masih pake areng,
kapan matengnya?.
Saya sudahi dulu surat ini. Saya
sibuk, soalnya para bidadari itu gada yang bisa masak. Mereka cuman ongkang-ongkang
sambil nyuruh sana sini.
Repot juga jadi TKS (Tenaga Kerja
Surga), dikit-dikit disuruh nyuci celana dalam ma bra. Bayangin, 72 bidadari
tiap hari ganti daleman 5 kali. Bra, bra dimana-mana. Boro-boro napsu, yang ada
tangan ngucek ampe ngilu.
Ps : Disini ternyata para
bidadari mengamati pilkada. Dikit-dikit kalau ditanya, mereka acungkan tiga
jari, "Oke Oce..". Apa maksudnya coba?".