ISU SARA |
Bahkan di grup whatsapp, gencar
pernyataan untuk tidak men-shalatkan muslim yang mendukung Ahok sebagai
Gubernur DKI.
Dasar berfikir mereka adalah
surat At-taubah 84 yang terjemahannya, "Janganlah engkau (Muhammad)
menshalatkan seseorang yang mati di antara mereka (orang munafiq)
selama-lamanya dan janganlah Anda berdiri (mendoakan) di atas kuburnya.
Sesungguhnya mereka itu kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam
keadaan fasik."
Menurut tafsir, ayat ini turun
sesudah Rasulullah Saw men-shalatkan jenazah Abdullah bin ubay bin sahul,
seorang muslim yang selalu menjadi provokator dan penghianat Nabi semasa hidupnya.
Meskipun begitu, Nabi Muhammad Saw tetap men-shalatkan jenazahnya baru kemudian
turunlah ayat ini.
Saya belum memahami kenapa Nabi
tetap men-shalatkan jenazah orang itu, dan mungkin hanya Rasul dan Tuhan yang
tahu. Tetapi ketika ayat ini dipakai sebagai dasar untuk tidak men-shalatkan
jenazah pendukung Ahok karena buat mereka itu sama saja muslim munafik, sungguh
sangat keterlaluan.
Apakah masuk kategori munafik
seorang muslim yang mendukung Gubernur yang banyak berbuat untuk rakyat
meskipun agamanya berbeda?
Jika begitu, berapa banyak
"muslim yang munafik" yang mendukung Gubernur non muslim di Papua dan
daerah mayoritas Kristen lainnya?
Sedihnya, yang menyebar info ini
adalah teman2 yang dulunya pintar dalam pelajaran dan sukses dalam kehidupan,
tetapi ternyata akalnya melemah ketika berhadapan dengan fanatisme golongan.
Mereka menganggap pluralis itu adalah kemunafikan.
Sempit sekali cara berfikirnya,
sesempit pergaulannya. "Kurang jauh mainnya.." Kata temanku yang
paham agama..
Dalam Islam, diyakini ketika
seseorang meninggal, di alam kubur ia akan ditanya oleh malaikat Munkar dan
Nakir. Pertanyaan-pertanyaan yang harus ia jawab adalah, "Man Rabbuka?
Siapa Tuhanmu?" sesudah dijawab maka akan muncul pertanyaan selanjutnya,
"Man Nabiyyuka? Siapa Nabimu?".
Pertanyaan-pertanyaan Malaikat itu
berlanjut terus untuk mengetahui keIslaman seseorang. Teman-teman kecil saya itu dan semua
penghuni bumi datar mungkin meyakini ada pertanyaan baru dari Malaikat,
"Man Gubernurikka ? Siapa Gubernurmu?". "Ahok.." Cetarrrrrrr !!
Cambuk panas menghajar.
Ditanya ulang, "Man
Gubernurikka ???" Dijawab kedua, "Ahok.." Cetarrrr !! Cambuk
panas kembali menghantam keras.