AHOK VS Anies |
Beberapa waktu ini kita diperlihatkan adu fisik antara Ahok
dan Agus di Pilgub DKI. Ahok sang petahana yang mempunyai track record bagus dalam
pekerjaannya, mendapat serangan ketat dari Agus.
Buat Agus, musuh terberat dia adalah Ahok. Sulit sekali
menjatuhkan Ahok di ronde-ronde awal, karena masyarakat melihat hasil kerjanya
yang memang terbukti.
Mulai banjir yang mulai mereda, pembangunan area publik dari
perkampungan kumuh, sungai2 yang kinclong sampai fasilitas kesehatan yang
terasa sangat dampaknya, adalah musuh besar Agus yang kurang handal dalam
memainkan program.
Akhirnya serangan menjurus ke SARA sebagai jurus yang
efektif. Gelombang tekanan ke Ahok karena kasus penistaan agama membuatnya
kelimpungan karena sibuk menangkis serangan. Fokus Agus memang Ahok, karena ia
merasa menguasai komunitas Islam dengan leadernya Habib Rizieq dan tim FPI.
SBY tidak tinggal diam untuk terus menggencarkan serangan.
Ia selalu muncul disaat2 panas untuk menyelamatkan situasi sekaligus menyerang
Ahok dengan cara menarik simpati.
Pertarungan ketat antara Agus dan Ahok ini dimanfaatkan
betul oleh Anies. Memanfaatkan peluang "tidak diperhatikan" oleh
kedua kandidat lawan, Anies mencoba menyalip di tikungan. Ia merapat ke
komunitas Islam yang dipelihara Agus. Buat Anies, biar Ahok urusan Agus
sedangkan dia fokus ke Agus. Itulah kenapa saat debat kedua kemarin, ia
meminjam tangan Agus untuk menampar Ahok.
Prabowo muncul sebagai booster untuk menaikkan elektabilitas
Anies. Prabowo punya kepentingan Anies menang, karena ia ingin mencalonkan diri
lagi menjadi Presiden di 2019. Dan menguasai Jakarta bisa sebagai batu loncatan
yang bagus untuk menaikkan suara.
Kerekan Prabowo dan hasil debat benar-benar mendongkrak
suara Anies. Hasil survey Poltracking terakhir menempatkan Anies sebagai
pemenang dan Ahok nomer dua. Sedangkan Agus melorot jauh..
Anies memanfaatkan situasi sebagai "penyejuk"
ketika kedua kandidat lain bertarung. Dan ia bethasil memanfaatkan kelelahan
sebagian masyarakat akan pertarungan sengit Agus dan Ahok yang tidak
berkesudahan.
Disinilah seharusnya Ahok - yang kedudukannya tidak banyak
berubah antara nomer 1 dan 2 dalam setiap hasil survey - untuk mewaspadai
gerakan Anies.
Ahok harus berusaha meredam suasana supaya Anies tidak
memanfaatkan situasi yang terus panas untuk kemenangan dirinya. Apapun harus
dilakukan, misalnya dengan merapat ke NU sebagai permintaan maaf dari hasil
jebakan yang dilakukan Agus dengan memanfaatkan situasi sidang.
Dengan begitu, masyarakat bisa melihat bahwa Ahok pun mampu
meredam suasana dan tidak terjebak untuk terus berada di pusaran arus panas.
Saya sulit meyakini bahwa pertandingan ini akan berakhir
pada satu putaran. Kemungkinan besar, akan terjadi duel maut antara Ahok dan
Anies di putaran kedua. Tapi Agus juga masih mengintip supaya bisa kembali
menyalip dan menempatkan dirinya sebagai lawan Ahok.
Agus tidak melihat Anies sebagai lawan berat, karena Anies
terutama kelompok dibelakangnya seperti PKS lebih mudah di lobby untuk
bekerjasama daripada dengan Ahok yang keras kepala. Sambil minum kopi, kita lihat apakah putaran kedua nanti
Anies vs Ahok ataukah Agus vs Ahok?
Saya cenderung menilai putaran kedua adalah Anies vs Ahok.
Kalau mau bertaruh, hubungi saya. Yang kalah harus berani
tidur seminggu di hotel bintang 3. "Loh kok enak ?" Ngga juga. Disana
bang Ipul Jamil sudah menunggu dengan gemas di atas ranjang yang dihiasi
taburan bunga mawar... Seruput.. Hap, hap...