NU |
NU itu bisa dibilang organisasi Islam paling besar di Indonesia. Menurut
Lembaga Survey Indonesia tahun 2013, diperkirakan jumlah warga NU
sebesar 91 juta orang. Jika memang survey itu terbukti, maka NU bukan
saja sebagai organisasi Islam terbesar bahkan organisasi massa terbesar
di Indonesia.
Pertanyaannya, dengan warga sebesar itu kenapa NU tidak kunjung menguasai Indonesia di pemerintahan?
Jawabannya adalah karena NU tidak bermain politik praktis. NU
membebaskan para nahdliyin - sebutan untuk warga NU - untuk memilih
sesuai dengan pilihan mereka masing2.
Perbedaan pendapat di antara mereka - bahkan diantara para pengurus dan
ulama - besar sekali, tapi itu tidak membuat mereka bertarung secara
fisik.
NU tidak memerintahkan supaya warganya memilih PKB misalnya, meski
banyak orang mengatakan bahwa PKB adalah representasi NU dalam bentuk
partai. Para nahdliyin ada dimana-mana, mungkin juga ada di semua
partai.
Sebagai contoh adalah Kang Dedi Mulyadi yang ketua DPD Golkar sekaligus sebagai wakil ketua PCNU Purwakarta..
Ini menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi tidak membatasi ruang gerak
warganya dalam kungkungan satu partai saja. Sebuah kebijakan yang cerdas
mengingat iklim politik Indonesia yang masih rentan dipecah.
Pendapat warga, pengurus maupun ulama di NU tidak mewakili pendapat
organisasi keseluruhan. Tidak ada yang bisa mengklaim bahwa itu adalah
keputusan keseluruhan jika menyangkut politik. Jadi wajar jika kita
melihat mereka saling berbeda pendapat diluar.
Didalam pun juga begitu. Ada yang mengaku kelompok NU garis ngaceng eh
garis lurus. Maksudnya yang ingjn mengembalikan NU ke Islam yang murni -
entah maksudnya apa dan bagaimana yang murni.
Para ulama NU yang tidak setuju dengan gerakan mereka juga tidak marah
malah guyonan. "NU kok garis lurus. NU itu garis mlungker.." Kekeh Gus
Nuril.
Akhirnya muncullah kelompok guyonan di NU sendiri. Ada yang bikin NU
garis lucu sampai NU garis kurus. Menyenangkan memandang segala sesuatu
dari sisi mereka..
Mungkin begitulah politik sarung di NU. Sarung adalah benda serbaguna.
Bisa buat shalat, bisa buat selimut bahkan bisa buat ninja2an. Jadi
memandang NU ya seperti memandang sarung, bisa dibuat apa aja.
Yang pasti buat NU satu, jangan pernah ada yang mengganggu kesatuan di
negeri ini. Taringnya mereka akan keluar dan mereka bersatu dalam satu
barisan.
Seperti sarung juga. Mau dibuat apa aja silahkan, tapi jelas, mau digimanain juga, sarung tetap melindungi bagian paling vital..
Begitulah kalau mau tahu NU. Dan yang pasti NU itu tukang seruput kopi..
Seperti saya sekarang ini. Seruputttt..