Freeport |
Tadi jam 10 pagi, Presiden dan
CEO Freeport McMoran Inc. Richard Ackerson, mengadakan jumpa pers. Pada intinya ia mengeluhkan
tentang ketidak-adilan pemerintah Indonesia dalam mengambil langkah terkait
situasi Freeport. Ia juga mengatakan akan mem-PHK banyak karyawan karena
buntunya ekspor konsentrat yang menjadi sumber penghasilan mereka.
Ada kemungkinan besar PT Freeport
Indonesia akan melakukan langkah Arbitrase, atau penyelesaian sengketa melalui
jalur diluar pengadilan.
Menteri Jonan sendiri menilai
langkah Arbitrase adalah langkah tepat, daripada sibuk mengancam akan memecat
karyawan. Itu langkah jantan daripada berlindung dibalik punggung karyawan.
Pemerintah Indonesia sendiri
percaya bahwa negara akan menang. Berkaca dari menangnya pemerintah ketika
berhadapan dengan PT Newmont Nusa Tenggara.
Keras kepalanya Jonan didukung
oleh anggota DPR. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha, mengatakan,
"Negara kita negara berdaulat. Jangan benturkan rakyat dengan
pemerintah.."
Sementara itu Presiden Direktur
PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim, sudah mengundurkan diri dari Freeport. Ini
membuat Freeport Internasional tidak punya negosiator lagi sebagai jembatan
antara mereka dan pemerintah Indonesia.
Baru kali ini Freeport ditekan
luar biasa. Langkah-langkah mereka seperti mati gaya ditangan Jonan. Mereka digiring
ke arah permainan tanpa bisa mengendalikan situasi seperti yang biasa mereka
lakukan. Biasanya cukup bayar beberapa pejabat, selesai perkara. Mereka salah
besar menghitung nasionalisme punggawa-punggawa pemerintahan sekarang ini.
Pemerintah Indonesia tidak suka
bertarung di jalan. Selain tidak etis, itu menunjukkan cara yang tidak
profesional. Freeport digiring ke ring pertempurang untuk bertarung secara sah
dan legal. "Ayo kita pukul-pukulan di area yang legal.." begitu bahasa
sederhananya.
Maukah Freeport?
Belum tahu, tapi naga-naganya -bukan
naga bonar- Freeport dengan terpaksa harus ikut keras kepalanya Indonesia.
Dampak negatifnya tentu ada,
yaitu penghentian produksi sementara. Dan ini berakibat banyak karyawan yang
terpaksa dirumahkan. Sejumlah ekspatriat bahkan dikabarkan sudah dipulangkan ke
negaranya.
Entah harus senang atau sedih
melihat situasi ini. Senang, karena baru kali ini kita melihat bahwa negara
kita sangat berdaulat. Dan sedih, mengingat banyak karyawan yang terpaksa
dirumahkan.
Apapun itu, perjuangan memang
selalu membawa korban. Semoga nasionalisme di dada para karyawan Freeport yang
dirumahkan, akan menjadi pondasi kuat mereka dalam menghadapi situasi sulit
ini..
Semoga secangkir kopi bisa
sedikit menguatkan.